Haditsini hendaknya kita renungkan baik-baik karena ini merupakan hadits yang penting dan agung. Dalam hadits ini terdapat motivasi untuk mempelajari ilmu agama dan penyebutan keutamaan bagi orang yang Allah beri taufik untuk menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu. Beberapa faidah penting dari hadits ini di antaranya : Daftar Isi sembunyikan. Artinya "Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim, dan siapa yang menanamkan ilmu kepada yang tidak layak seperti yang meletakkan kalung permata, mutiara, dan emas di sekitar leher hewan." (HR Ibnu Majah). 7. ุงู„ุนู„ู… ู‚ุจู„ ุงู„ู‚ูˆู„ ูˆ ุงู„ุนู…ู„. Artinya: "Berilmulah sebelum kamu berbicara, beramal, atau beraktivitas." Tidakada ketaatan dalam bermaksiat kepada Allah Sunan Ibnu Majah Kitab Jihad. kecuali apabila diperintahkan untuk berbuat maksiat, maka tidak ada kata mendengar dan taat. Nadzar dalam maksiat Sunan Ibnu Majah Kitab Kafarah. wasallam bersabda: "Tidak ada nadzar dalam bermaksiat, dan tidak ada nadzar dalam perkara yang anak Adam tidak mampu Berikutdelapan dampak perbuatan maksiat dalam kehidupan. Pertama, perbuatan maksiat mendatangkan murka Allah SWT. Dalam sebuah hadis qudsi Allah SWT berfirman, "Aku Allah tidak ada Tuhan selain Aku. Jika Aku ditaati, Aku Rido, dan jika Aku rido, maka Aku memberi berkah, dan keberkahan-Ku tidak ada akhirnya. Tapi jika manusia maksiat kepada . ๏ปฟMencari ilmu adalah kewajiban agama yang dibebankan kepada umat Islam sejak dari buaian hingga mau masuk liang lahat. Kewajiban tersebut harus dilakukan sendiri setiap orang yang sudah baligh tanpa kecuali, sedangkan bagi yang belum baligh, orang tua atau walinya yang harus bertanggung jawab. Mereka wajib mendidik sendiri atau dengan menyerahkan kepada guru untuk membantunya jika tidak mampu. Islam agama yang sangat sempurna dan hebat, setiap perbuatan harus berdasar ilmu jika ingin benar dan diterima Allah Swt. Jika semua umat Islam konsisten dan istiqomah menjalankan kewajiban mencari ilmu, kebodohan menjadi barang tabu tengah masyarakat. Betapa luasnya ilmu seseorang jika sejak kecil hingga mendekati ajal selalu belajar. Namun, apa yang terjadi saat ini sangat memperihatinkan, semangat belajar agama sangat rendah meski banyak tempat pengajian digratiskan. Mereka yang rajin belajarpun, kurang maksimal dalam penguasaan ilmu agamanya. Indikasinya, banyak muamalah yang dilakukan tanpa dasar ilmu agama, juga banyaknya kemaksiatan yang terjadi. Yang terjadi, ilmu agama hanya menghiasi rak-rak perpustakaan saja dan juga sulit diraih umat Islam, jadilah orang yang berilmu atau ulama itu langka. Agar kewajiban mencari ilmu ini maksimal, tidak terkesan asal belajar saja tanpa memperhatikan hasilnya, maka faktor ketakwaan harus diperhatikan. Allah Swt berfirman, ูˆูŽุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽูŠูุนูŽู„ู‘ูู…ููƒูู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู Dan bertakwalah kepada Allah; dan Allah akan mengajarimu. 282. ูŠูŽุงุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุฅูู†ู’ ุชูŽุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูŠูŽุฌู’ุนูŽู„ู’ ู„ูŽูƒูู…ู’ ููุฑู’ู‚ูŽุงู†ู‹ุง ูˆูŽูŠููƒูŽูู‘ูุฑู’ ุนูŽู†ู’ูƒูู…ู’ ุณูŽูŠู‘ูุฆูŽุงุชููƒูู…ู’ ูˆูŽูŠูŽุบู’ููุฑู’ ู„ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฐููˆ ุงู„ู’ููŽุถู’ู„ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู…ู Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan,menghapuskan kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. QS. Al-Anfal 29. Al Furqon adalah kemampuan atau ilmu untuk membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Ilmu adalah cahaya yang akan menerangi pemiliknya dalam menjalani kehidupan. Cahaya tersebut tidak mungkin Allah Swt berikan kepada mereka yang berani melanggar perintah-Nya atau bermaksiat. Dengan demikian, aktifitas belajar ilmu agama akan maksimal jika menjaga dirinya dari segala sesuatu yang berakibat dosa. Hanya orang minim dosa atau bertakwa yang layak Allah Swt beri ilmu bermanfaat. Faktor penghalang ilmu berupa kemaksiatan ini sangat diperhatikan para salafus salih atau ulama salih terdahulu. Banyak kisah yang menjadi buktinya. Perjalanan Imam Syafiโ€™i ra dalam mencari ilmu bisa menjadi pelajaran jika ingin mendapat ilmu yang bermanfaat. Beliau berkisah bahwa; ุดูŽูƒูŽูˆู’ุช ุฅู„ูŽู‰ ูˆูŽูƒููŠุนู ุณููˆุกูŽ ุญููู’ุธููŠ ููŽุฃูŽุฑู’ุดูŽุฏูŽู†ููŠ ุฅู„ูŽู‰ ุชูŽุฑู’ูƒู ุงู„ู’ู…ูŽุนูŽุงุตููŠ ูˆูŽุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ููŠ ุจูุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ู†ููˆุฑูŒ ูˆูŽู†ููˆุฑู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽุง ูŠูู‡ู’ุฏูŽู‰ ู„ูุนูŽุงุตููŠ Aku pernah mengadukan kepada guruku,Wakiโ€™ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukanke padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat. Iโ€™anatuth Tholibin, 2/190. Padahal kecerdasan dan daya hafal beliau sangat luar bisa. Beliau harus menutup kedua telinganya ketika pergi ke masjid dari rumahnya, karena hampir semua yang beliau dengar terekam dengan baik dalam hafalannya. Diriwayatkan dari Imam Asy Syafiโ€™i ra, beliau berkata, Aku telah menghafalkan Al Qurโ€™an ketika berumur 7 tahun. Aku pun telah menghafal kitab Al Muwathoโ€™ ketika berumur 10 tahun. Ketika berusia 15 tahun, aku pun sudah berfatwa.โ€™ Thorh At Tatsrib, 1/95-96. Orang dengan kecerdasan dan daya hafal istimewa diatas rata-rata saja sangat terganggu dengan sedikit kemaksian yang menimpanya, lalu bagaimana dengan zaman sekarang? Zaman penuh kemaksiatan, tentu lebih berat lagi jika ingin mendapatkan ilmu. Tak heran jika Imam Malik ra pernah menasihati Iman Syafiโ€™i sebagai usaha ingin menjaganya. Ketika Imam Malik ra melihat kecerdasan ada pada diri Imam Syafiโ€™i muda yang luar biasa, maka beliau menasihatinya ุฅูู†ู‘ููŠ ุฃูŽุฑูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽู„ู’ู‚ูŽู‰ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูŽู„ู’ุจููƒูŽ ู†ููˆุฑู‹ุงุŒ ููŽู„ูŽุง ุชูุทู’ููุฆู’ู‡ู ุจูุธูู„ู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุตููŠูŽุฉู Sesungguhnya aku melihat tanda Allah taโ€™ala telah menganugerahkan cahaya ilmu di hatimu, maka janganlah engkau padamkan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiat. Al-Jawaabul Kaafi, hal. 52. Ilmu adalah cahaya, sedangkan kemaksiatan adalah kegelapan. Cahaya dan kegelapan tidak mungkin bisa bersatu dalam satu waktu dan tempat, salah satu pasti akan mengalahkan lainnya. Jika cahaya lebih kuat,maka teranglah tempat itu, namun jika kegelapan lebih kuat, maka cahaya otomatis akan meredup bahkan hilang sama sekali. Persis seperti yang Ibnul Qoyyim ra katakan ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ู†ููˆุฑูŒ ูŠูŽู‚ู’ุฐูููู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูููŠ ุงู„ู’ู‚ูŽู„ู’ุจูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุตููŠูŽุฉู ุชูุทู’ููุฆู ุฐูŽู„ููƒูŽ ุงู„ู†ู‘ููˆุฑูŽ. Sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya yang Allah curahkan di hati seorang hamba, dan maksiat mematikan cahaya tersebut. Al Jawaabul Kaafi, hal. 52. Kemaksiatan atau dosa bisa menghalangi ilmu masuk dalam kalbu sesuai dengan kadarnya, semakin besar dosa yang dilakukan semakin banyak pula ilmu agama yang tergerus karenanya. Aneka kemaksiatan juga menentukan jenis ilmu yang bisa dihilangkan. Ibnu Taimiyah ra berkata dalam Majmu' Al-Fatawa, 14/160 bahwa; ู…ู† ุงู„ุฐู†ูˆุจ ู…ุง ูŠูƒูˆู† ุณุจุจุง ู„ุฎูุงุก ุงู„ุนู„ู… ุงู„ู†ุงูุน ุฃูˆ ุจุนุถู‡ ุจู„ ูŠูƒูˆู† ุณุจุจุง ู„ู†ุณูŠุงู† ู…ุง ุนูู„ู… Diantara dosa-dosa, ada yang dapat menjadi sebab yang menghalangi ilmu yang bermanfaat atau sebagiannya, bahkan dapat menjadi sebab terlupanya ilmu yang sudah diketahui. Proses atau urutan kemaksiatan bisa menutup dan menghilangkan ilmu adalah hati menjadi gelap karenanya. Setiap perbuatan maksiat akan menutup hatinya, jika terus berlangsung bisa sampai pada matinya hati. Allah Swt berfirman tentang perbuatan maksiat. ูƒูŽู„ู‘ูŽุง ุจูŽู„ู’ ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. QS. Al Muthoffifin 14. Hasan Al Bashri ra berkata, Yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah dosa di atas tumpukan dosa sehingga bisa membuat hati itu gelap dan lama kelamaan pun mati. Tafsir Al Qurโ€™an Al Azhim, Ibnu Katsir, 14/ 268. Dipertegas lagi oleh Ibnul Qayyim ra dalam kitab Ad Daaโ€™ wad Dawaaโ€™,107 bahwa; Jika hati sudah semakin gelap, maka amat sulit untuk mengenal petunjuk kebenaran. Ilmu yang menjadi petunjuk akan sulit menembus hati yang gelap atau mati. Padahal ilmu sangat dibutuhkan orang beriman dalam menjalani hidupnya. Karena setiap kali bertambah ilmu seseorang maka bertambah pula kemampuannya mengenal dan membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Inilah makna Al Furqaan,yakni pemahaman yang Allah Swt bukakan untuk orang yang bertakwa, karena takwa adalah sebab kuatnya pemahaman, dan kekuatan yang dengannya akan menghasilkan tambahan ilmu. Semoga kita sanggup menjauhi kemaksiatan secara maksimal, sehingga ilmu kita kian hari kian bertambah dan bermanfaat serta barokah. Amin [] Maksiat artinya sikap durhaka, yaitu dengan meninggalkan perintah Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam dan mengerjakan larangan-Nya. Allah Subhanahu wa Taโ€™ala mengancam mereka yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dengan neraka, Dia berfirman,ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุนู’ุตู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูŽู‡ู ูˆูŽูŠูŽุชูŽุนูŽุฏูŽู‘ ุญูุฏููˆุฏูŽู‡ู ูŠูุฏู’ุฎูู„ู’ู‡ู ู†ูŽุงุฑู‹ุงโ€œDan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka.โ€ QS. An Nisaaโ€™ 14Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ูƒูู„ูู‘ ุฃูู…ูŽู‘ุชููŠ ูŠูŽุฏู’ุฎูู„ููˆู†ูŽ ุงู„ุฌูŽู†ูŽู‘ุฉูŽ ุฅูู„ูŽู‘ุง ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุจูŽู‰ยป ุŒ ู‚ูŽุงู„ููˆุง ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุฃู’ุจูŽู‰ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุทูŽุงุนูŽู†ููŠ ุฏูŽุฎูŽู„ูŽ ุงู„ุฌูŽู†ูŽู‘ุฉูŽ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุนูŽุตูŽุงู†ููŠ ููŽู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽุจูŽู‰ยปโ€œSetiap umatku akan masuk surga selain orang yang enggan masuk surga.โ€ Para sahabat bertanya, โ€œWahai Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu?โ€ Beliau menjawab, โ€œOrang yang taat kepadaku akan masuk surga dan orang yang durhaka kepadaku dialah orang yang enggan masuk surga.โ€ HR. Bukhari dari Abu HurairahPerbuatan maksiat terbagi dua Maksiat dosa besar dan maksiat kecil. Maksiat besar atau dosa besar adalah perbuatan yang dilarang Allah dan Rasul-Nya, di mana perbuatan tersebut ada hadnya hukumannya di dunia, atau adanya ancaman berupa azab, dan kemurkaan di akhirat, atau adanya laknat terhadap pelakunya. Misalnya tujuh dosa besar yang telah disebutkan sebelumnya, meninggalkan shalat, enggan membayar zakat, tidak berpuasa Ramadhan, berzina, mencuri, durhaka kepada orang tua, memutuskan tali silaturrahim, bermain judi, bersikap sombong, meminum minuman keras, maksiat atau dosa yang disebutkan di atas tidak boleh menjadikan seseorang meremehkan dosa kecil, karena dosa kecil juga bisa berubah menjadi dosa besar ketika pelakunya meremehkannya, senantiasa melakukannya, bangga dalam mengerjakannya, atau terang-terangan melakukannya. Oleh karena itu, sikap seorang muslim terhadap maksiat adalah tidak melihat dosa itu; besar atau kecil, tetapi ia lihat kepada siapa dia bermaksiat?Di samping itu, sikap meremehkan dosa adalah sikap orang fasik. Ibnu Masโ€™ud radhiyallahu 'anhu berkata, โ€œSesungguhnya seorang mukmin memandang dosa-dosanya seakan-akan ia sedang duduk di bawah sebuah bukit, ia takut kalau bukit itu runtuh menimpanya. Sedangkan orang fajir fasik memandang dosa-dosanya seakan-akan ada lalat yang menempel di hidungnya, lalu ia berbuat seperti ini โ€“yakni dengan tangannya- ia menyingkirkan lalat itu.โ€ Diriwayatkan oleh BukhariWallahu aโ€™lam JAKARTA - Ilmu dapat meninggikan seseorang pada derajat tertentu saat di dunia dan akhirat. Untuk itu Islam sangat menganjurkan umat Islam semangat hadir di majelis ilmu untuk menjadi orang yang berpengetahuan Ustadz Abdullah Firmanzah Hasan mengatakan seorang Muslim jika telah mengetahui suatu ilmu, perlu untuk mengingatnya agar tidak lupa. Namun, sebagai manusia biasa, lupa adalah wajar, terlebih jika dihadapkan pada kesibukan dan aktivitas sehari-hari yang seringkali mengalihkan hati dan pikiran untuk taat kepada Allah. "Salah satu hal yang dapat membuat seorang Muslim mudah kehilangan ilmunya adalah perbuatan maksiat," kata Ustaz Abdillah Firmanzah Hasan dalam bukunya "Ensiklopedi Amalan Nabi" Untuk itu Ustadz Firman menyarankan agar para pencari ilmu meninggalkan maksiat. Baik maksiat yang sifatnya besar maupun kecil, meninggalkannya adalah menjadi suatu hal yang diutamakan. Ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat. Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu, mendorong pemeluknya untuk menuntut ilmu, mengamalkan ilmu, dan sangat menghormati para guru. ilmu pengetahuan adalah sesutau yang wajib dimiliki, karena tidak akan mungkin seseorang mampu melakukan ibadah yang merupakan tujuan diciptakannya manusia oleh Allah Taโ€™ala, tanpa didasari ilmu. Minimal, ilmu pengetahuan yang akan memberikan kemampuan kepada dirinya, untuk berusaha agar ibadah yang dilakukan tetap berada dalam aturan-aturan yang telah ditentukan. Dalam agama, ilmu pengetahuan, adalah kunci menuju keselamatan dan kebahagiaan akhirat selama-lamanya. Ilmu Adalah Cahaya Ilmu adalah cahaya yang dimasukkan oleh Allah Taโ€™ala ke dalam hati seorang hamba, sedangkan maksiat akan mematikan cahaya tersebut. Ketika Imam Asy-Syaiii duduk berguru di hadapan Imam Malik dengan โ€œmembacakanโ€ kitab kepadanya maka, Imam Malik terkagum oleh kecepatan hafalannya, kecerdasannya yang sangat cemerlang, dan pemahamannya yang sempurna. Beliau kemudian berkata kepadanya, โ€œSungguh aku melihat bahwa Allah Taโ€™ala telah memberikan cahaya kepadamu, maka jangan padamkan cahaya itu dengan gelapnya kemaksiatan.โ€ Baca juga Buah Dosa Dikeesokan Hari Sudah tidak asing lagi ditelingga kita perkataan Imam Syafiโ€™i yang berbunyi, โ€œAku pernah mengadukan kepada Wakiโ€™ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.โ€ Iโ€™anatuth Tholibin, 2 190 Saudaraku, hafalan Imam Syafiโ€™i sungguh amat luar biasa. Diumur 7 tahun sudah hafal Al-Quran dan diumur 10 tahun sudah hafal kitab Al-Muwathoโ€™ karangan Imam Malik. Dan diumur 15 tahun sudah menjadi mufti Thorh At Tatsrib, 1 95-96 Namun, suatu hari Imam Syafiโ€™i pernah mengadukan kepada gurunya atas sulitnya mengulang hafalannya. Si guru menegurnya, โ€œEngkau pasti pernah melakukan suatu dosa. Cobalah engkau merenungkan kembali!โ€ Imam Syafiโ€™i pun merenung, ia merenungkan keadaan dirinya, โ€œApa yah dosa yang kira-kira telah kuperbuat?โ€ Beliau pun teringat bahwa pernah suatu saat beliau melihat seorang wanita tanpa sengaja yang sedang menaiki kendaraannya, lantas tersingkap pahanya -ada pula yang mengatakan yang terlihat adalah mata kakinya- Lantas setelah itu beliau memalingkan wajahnya. Terlena Dalam Lubang Kemaksiatan Saudaraku, hafalan beliau bisa terganggu karena ketidak-sengajaan. Itu pun sudah mempengaruhi hafalan beliau. Bagaimana dengan kita yang keseharian tidak bisa lepas dengan barbagai aurat wanita. Seperti rambut, betis, leher, bahkan bagian lutut keatas. Di zaman Imam Syafiโ€™i aurat tersebut tersingkap secara tidak sengaja. Namun, hari ini aurat diumbar dan diperlihatkan di mana-mana. Bahkan lebih parahnya, banyak model yang dengan bangga menontonkan aurat mereka. Sungguh, kita memang benar-benar telah terlena dengan maksiat. Lantas maksiat tersebut menutupi hati kita sehingga kita pun sulit melakukan ketaatan, malas untuk beribadah, juga sulit dalam hafalan Al Qurโ€™an dan hafalan ilmu lainnya. Maka benarlah firman Allah Taโ€™ala yang berbunyi, ูƒูŽู„ู‘ูŽุง ุจูŽู„ู’ ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ โ€œSekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.โ€ QS. Al Muthoffifin 14. Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata, โ€œYang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah dosa di atas tumpukan dosa sehingga bisa membuat hati itu gelap dan lama kelamaan pun mati.โ€ Tafsir Al Qurโ€™an Al Azhim, Ibnu Katsir, 14 268. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, โ€œJika hati sudah semakin gelap, maka amat sulit untuk mengenal petunjuk kebenaran.โ€ Ad Daaโ€™ wad Dawaaโ€™,107. Al Fudhail bin Iyadh berkata, ุจู‚ุฏุฑ ู…ุง ูŠุตุบุฑ ุงู„ุฐู†ุจ ุนู†ุฏูƒ ูŠุนุธู… ุนู†ุฏ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจู‚ุฏุฑ ู…ุง ูŠุนุธู… ุนู†ุฏูƒ ูŠุตุบุฑ ุนู†ุฏ ุงู„ู„ู‡ โ€œJika engkau menganggap dosa itu kecil, maka itu sudah dianggap besar di sisi Allah. Sebaliknya, jika engkau mengganggap dosa itu begitu besar, maka itu akan menjadi ringan di sisi Allah.โ€ Imam Ahmad berkata bahwa beliau pernah mendengar Bilal bin Saโ€™id menuturkan, ู„ุง ุชู†ุธุฑ ุฅู„ู‰ ุตุบุฑ ุงู„ุฎุทูŠุฆุฉ ูˆู„ูƒู† ุงู†ุธุฑ ุฅู„ู‰ ุนุธู… ู…ู† ุนุตูŠุช โ€œJanganlah engkau melihat pada kecilnya dosa. Akan tetapi lihatlah pada agungnya siapa yang engkau maksiati yaitu Allah Taโ€™ala.โ€ Muhammad bin Ibrahim al-Bikri, Dalil Al-Falihin litarqi Riyadhus Shalihin, cet IV, jilid 1, hal 239 Ya Allah, berilah taufik pada kami sehingga mudah melakukan ketaatan dan menjauhi maksiat serta berilah hidayah pada kami untuk giat bertaubat. Semoga Kau bimbing kami tetap dijalan-Mu, serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat, amin. Wallahu Taโ€™ala Alam [] Ibnu Alatas

hadits tentang maksiat kepada allah dapat menghalangi ilmu